Senin, 25 Februari 2013

Wisata Pulau Kayangan




Pulau Kayangan adalah sebuah pulau kecil berpasir putih seluas sekitar 1 ha dan secara administratif termasuk dalam wilayah Kelurahan Bulo Gading, Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasinya berjarak ± 0,8 km dari Kota Makassar, tidak jauh dari Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, atau dapat ditempuh 15 menit perjalanan dengan menumpang perahu boat 36 PK yang khusus disediakan bagi para pengunjung. Pulau ini dulunya bernama Marrouw atau Meraux.

Pulau Kayangan mempunyai beberapa fasilitas seperti tempat penginapan, resort/pondokan, panggung hiburan, restoran, gedung serba guna, tempat bermain bagi anak-anak, sarana olah raga, dan anjungan memancing. Di bagian lain terdapat sejumlah aquarium yang menampung beraneka ragam jenis ikan hias air laut. Daya tarik : Berenang, panorama matahari terbenam (sunset), olah raga air, musik & pertunjukan, permainan anak-anak, akuarium..

sumber  :  http://cintaiwisata.blogspot.com

Wisata Bantimurung



Letak Bantimurung Objek Wisata Terbaik di Sulawesi Selatan


Secara geografis objek wisata bantimurung terletak di Jalan Poros Maros-Bone Kecamatan Bantimurung Kab. Maros Sulawesi Selatan. Berjarak sekitar 45 km dari ibukota provensi Sul-sel (makassar) yang bisa ditempuh sekitar 60 menit dengan menggunakan transportasi darat. Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dari ibukota provinsi serta didukung oleh akses jalan yang sudah mengalami pengerasan dan aspal menjadi kelebihan tersendiri yang dimiliki Bantimurung.




Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki berbagai keunikan, yaitu: karst, goa-goa dengan stalaknit dan stalakmit yang indah, dan yang paling dikenal adalah kupu-kupu. Bantimurung oleh Alfred Russel Wallace dijuluki sebagai The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu. Taman Nasional ini merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang menyuguhkan wisata alam berupa lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis, air terjun, dan gua yang merupakan habitat beragam spesies [termasuk [kupu-kupu]].
Taman Nasional ini memang menonjolkan kupu-kupu sebagai daya tarik utamanya. Di tempat ini sedikitnya ada 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 7/1999. Beberapa spesies unik bahkan hanya terdapat di Sulawesi Selatan, yaitu Troides Helena LinneTroides Hypolitus CramerTroides Haliphron BoisduvalPapilo Adamantius, dan Cethosia Myrana. Antara tahun 1856-1857, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di kawasan tersebut untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu. Wallace menyatakan Bantimurung merupakan The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu). Menurutnya di lokasi tersebut terdapat sedikitnya 250 spesies kupu-kupu.

  • Air Terjun
Air Terjun Bantimurung dengan lintasan air berupa batuan yang lebar, bergelombang, halus dan indah, tempat dimana sebagian besar pengunjung menghabiskan waktu. Tidak seperti kebanyakan air terjun lain yang membuat palung yang dalam di tempat jatuhnya air, maka Air Terjun Bantimurung yang tingginya 30 meter ini tidak menciptakan palung. Selain karena dasarnya berupa bebatuan keras yang luas, juga karena kontur landai batuan yang menjadi rambatan air terjunnya yang tampaknya mengurangi daya hantam Air Terjun Bantimurung.
Karenanya, dasar Air Terjun Bantimurung merupakan tempat yang sangat digemari para pengunjung untuk merasakan pijatan air terjun yang sejuk dan jernih serta duduk-duduk sambil bercanda dengan teman di sepanjang bebatuan yang datar dan nyaman ditengah deru suara air terjun yang ritmis.
  • Wisata Gua
Bantimurung yang terletak dalam barisan pegunungan Bulusaraung, memiliki 2 gua yaitu gua batu dan gua mimpi. Gua batu letaknya di atas air terjun bantimurung, berjarak sekitar 1 km yang ditempuh sekitar 30 menit dengan berjalan kaki.
Jalan yang berliku, menanjak, mendatar, menurun, dan sedikit licin menantang adrenalin untuk sampai di mulut gua. Gua dengan panjang sekitar 800m ini memiliki stalaktit dan stalaknit yang menjulur dari atas gua. Termasuk gua yang cukup panjang dan menyeramkan…. ^_^. Tapi jangan khawatir di mulut gua sudah ada pemandu yang siap mengantar anda menelusuri gua ini yang tentunya dilengkapi dengan alat penerangan (senter, lampu petromak).
Tetesan stalaktit dan stalaknit yang telah terjadi selama ribuan tahun ini ternyata membentuk sebuah mahakarya indah. Di gua ini Tuhan kembali menunjukkan Ke-Maha Besaran-Nya dengan terciptanya stalaktit dan stalaknit menyerupai ayam jago, kucing, muka bayi, dan ada juga yang berbentuk alat kelamin manusia ^_^


Fasilitas Bantimurung Objek Wisata Terbaik di Sulawesi Selatan


Selain memamerkan keindahan alamnya, Objek Wisata Bantimurung juga memanjakan pengunjungnya dengan berbagai fasilitas yang modern. Dengan pengelolaan yang profesional, fasiltas yang ada di bantimurung :
  • Wisma dan penginapan
Bagi anda yang juga ingin menikmati suasana malam di Bantimurung bersama keluarga atau teman, jangan kuatir di kawasan ini sudah terdapat wisma dan penginapan untuk memenuhi keinginan anda.
  • Aula
Aula ini diperuntukkan bagi pengunjung yang datang secara berkelompok dan ingin memiliki privacy terpisah dari pengunjung lainnya.
  • Restoran
Menghabiskan waktu seharian di bantimurung tentunya membuat perut menjadi lapar. Nah bagi anda yang tidak mempersiapkan bekal makanan tidak perlu khawatir karena dikawasan ini juga terdapat restoran dengan menu yang beragam.
  • Kolam Renang dan Water Boom

Sebagai wisata air, di Bantimurung juga dibangun kolam renang dan water boom, ini diperuntukkan bagi pengunjung yang menginginkan suasana lebih modern dan tentunya tidak melupakan kesan alami sebagai ciri khasnya.

Sumber:    Berbagai sumber


Jumat, 15 Februari 2013

Kuda Menari (sayyang pattu'du)




KOMPAS.com/ Junaedis
Puluhan turis mancanegara asal Perancis, Australia, India, Jepang dan Kanada ini tampak asyik menikmati perjalan wisata mereka ke Desa Rumpa, Polewali Mandar, beberapa waktu lalu. Mereka menggemari menunggang kuda menari sambil berkeliling kampung.
POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Menunggang kuda mungkin sudah biasa, tapi menunggang kuda terlatih yang pandai menari sambil berkeliling kampung mungkin bisa jadi alternatif mengisi waktu liburan Anda. Di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menunggang kuda menari sambil berkeliling kampung kini mulai dikembangkan warga sebagai salah satu obyek wisata yang menarik minat para wisatawan.
Tak hanya wistawan lokal yang tertarik, sejumlah wisatawan asing seperti Perancis, India, Amerika, Jepang dan Australia yang pernah berwisata ke Polewali Mandar, beberapa saat lalu, ternyata juga menggemari wisata berkuda sambil berkeliling kampung menikmati keunikan budaya dan tradisi warga setempat.Puluhan turis mancanegara itu tampak asyik menikmati perjalan wisata mereka ke Desa Rumpa beberapa waktu lalu. Usai menelusuri muara Sungai Maloso dan kawasan hutan bakau Mampie Polewali Mandar yang kaya dengan aneka satwa langka dan burung cantik seperti biawak raksasa, burung australia, burung mandar, dan bagau raksasa, para wsiatawan ini langsung menikmati wisata berkuda yang ditawarkan warga setempat.
Jumlah kuda yang terbatas membuat rombongan wisatawan ini harus bergantian menunggang kuda yang pandai menari. Irama musik rebana yang mengiringi tarian kuda menari sambil menyusuri jalan-jalan kampung benar-benar membuat para wisatawan ini bisa menikmati waktu liburan mereka.
Para wisman ini tidak hanya tertarik dengan aneka satwa langka, aneka burung cantik dan keunikan budaya Polewali Mandar, namun ternyata mereka juga menggemari menuggang kuda sambil berkeliling kampung.
Brawon, wisatawan asal Australia merasa sangat puas dan menikmati kunjungannya ke Polewali Mandar. Dengan menunggang kuda sambil berkeliling kampung, Brawon mengaku bisa menikmati suasana pedesaan dan aneka keunikan budaya Suku Mandar. Caroline, wisatawan lainnya yang tergabung dalam pelayaran kapal pesiar Orion Dua yang menjadwalkan Polewali Mandar sebagai salah satu destinasi wisata yang menjadi target kunjungan mereka mengaku sangat senang menunggang kuda yang mahir menari.
Rombongan wisatawan dari berbagai negara ini menarik perhatian warga di sepanjang rute jalan yang dilalui. Irama musik rebana yang mengiringi tarian kuda yang mahir menarik dan mengantar wisatawan berkeliling kampung ini menjadi salah satu sensasi berkuda yang mungkin berbeda dengan menungang kuda lainnya.
Caroline bahkan mengaku menuggang kuda sambil keliling kampung membuatnya benar-benar menikmati liburan bersama keluarganya. Caroline bahkan menyatakan telah menjadwalkan kunjungan berikutnya ke Polewali.
Sambutan masyarakat yang ramah dan meriah di sepanjang jalan membuat Caroline dan Brawon merasa terhibur dan menemukan susana yang menarik.
Usai menuggang kuda, para wisatawan ini sempat mampir di sejumlah pemukiman penduduk sambil bercengkerama dengan warga setempat. Warga yang menyuguhkan aneka makanan dan kelapa muda yang segar membuat para wisatawan ini merasa benar-benar sebagai tamu terhormat karena mendapat sambutan dan perlakuan yang menyenangkan.
Editor :
I Made Asdhiana


sumber: kompas.com

Tanah Toraja


Objek Wisata di Kabupaten Tana Toraja






Add caption




Add caption


Pallawa 
Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja. Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan menggunakan atap seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (bangah) saat ini sebagian sudah dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari, yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara.
Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan yang berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari Rantepao.

Londa 

Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Londa terletak de Desa Sendan Uai, Kecamatan Sanggalai, sekitar 5 Km ke arah selatan dari Rantepao, Tana Toraja.



Ke'te Kesu 

Ke’te Kesu berarti pusat kegiatan, dimana terdapatnya perkampungan, tempat kerajinan ukiran, dan kuburan. Pusat kegiatannya adalah berupa deretan rumah adat yang disebut Tongkonan, yang merupakan obyek yang mempesona di desa ini. Selain Tongkonan, disini juga terdapat lumbung padi dan bangunan megalith di sekitarnya. Sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat situs pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao.

Batu Tumonga 

Di kawasan ini anda dapat menemukan sekitar 56 batu menhir dalam satu lingkaran dengan 4 pohon di bagian tengah. Kebanyakan batu menhir memiliki ketinggian sekitar 2 – 3 meter. Dari tempat ini anda dapat melihat keindahan Rantepao dan lembah sekitarnya. Terletak di daerah Sesean dengan ketinggai 1300 Meter dari permukaan laut.




Lemo 

Lemo merupakan sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. Bukit ini dinamakan Lemo karena bentuknya bulat menyerupai buah jeruk (limau). Di bukit ini terdapat sekitar 75 lubang kuburan dan tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga dengan ukuran 3 X 5 M. Untuk membuat lubang ini diperlukan waktu 6 bulan hingga 1 tahun dengan biaya sekitar Rp. 30 juta. Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo anda dapat melihat mayat yang disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma Nene. Kuburan Batu Lemo ini terletak di sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja.

sumber: http://www.sulsel.go.id

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan